Total Tayangan Halaman

Minggu, 20 November 2011

TEOLOGI

Dalam agama Islam ada dua dimensi, yaitu keyakinan ataukah akidah dan sesuatu yang diamalkan atau amaliah amal perbuatan tersebut merupakan perpanjangan dan implementasi dari akidah itu Islam adalah agama samawi yang bersumber dari Allah swt, yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad saw, yang berintikan keimanan dan perbuatan.
Keimanan dalam agama Islam merupakan dasar atau fondasi yang di atasnya berdiri syarat islam. Selanjutnya, dari pokok-pokok tersebut muncullah cabang-cabangnya antara keimanan dan perbuatan atau akidah dan syari’at keduanya sambung menyambung, idak dapat dipisahkan antara satu dengan yang lain sebagaimana pohon beserta buahnya.
Keimanan atau akidah dalam dunia keilmuan (Islam) dijabarkan melalui suatu disiplin ilmu yang sering disitilahkan dengan ilmu tauhid, ilmu ‘aqaid, ilmu kalam, ilmu ushuluddin, ilmu hakikay, ilmu ma’rifat dan sebagainya.
Dengan demikian, maka aspek pokok dalam ilmu tauhid atau ilmu akalam adalah masalah keyakinan akan eksistensi Allah yang Maha Sempurna, Maha kuasa da kesempurnaan lainnya.

Nama-nama ilmu kalam
1. Ilmu Tauhid
Ilmu yang membahas segala kepercayaan keagamaan dengan menggunakan dalil-dalil yamh menyakinkan. Tujuan mempelajari ilmu tauhid agar kita memperoleh kepuasan batin, keselamatan dan kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat. Selain itu agar kita terhindar dari pengaruh akidah-akidah yang menyesatkan yang sebenarnya hasil pikiran atau kebudayaan semata-mata. Hukum mempelajari ilmu tauhid fardlu kifayah. Hikmahnya jiwa menjadi tenteram, tenang akan memiliki harga diri dan mau menghargai orang lain.
2. Ilmu Ushuluddin
Ilmu tauhid dinamaklan juga ilmu ushuluddin karena objek pembahsan utamanya adlah dasar-dasar agama yang merupakan masalah-masalah sensual dalam ajaran Islam.
3. Ilmu Kalam
Ilmu mengenai eksistensi Tuhan dalam hal-hal yang berhubungan dengan-Nya digunakan argument-argumen filosofis dengan menggunakan logika atau mantik.
4. Ilmu Teologi
Pembahasannya mencakup persoalan-persoalan dasar dan soal pokok seperti ketuhanan, iman, kufur dan hal-hal pokok lainya sebagaimana tercakup dalam rukun iman.
5. Ilmu Hakikat
Ilmu sejati karena ilmu ini menjelaskan hakikat segala sesuatu, sehingga dapat menyakini akan kepercayaan yang benar (hakiki)
6. Ilmu Makrifat
Ilmu yang benar-benar mengetahui tentang Allah dan segala sifat-sifat-Nya dan dengan keyakinan yang teguh.

Akidah pokok Islam yang disepakati mencakup 6 aspek yaitu rukun iman: iman kepada Allah, iman kepad malaikat-malaikat Allah, iman kepada kitab-kitab Allah, iman kepada rasul-rasul Allah, iman kepada hari kiamat, iman kepada qadla dan qodar.
Sejarah munculnya persoalan teologis dalam Islam
Teologi Islam atau ilmu kalam sebagai disiplin ilmu pengetahuan, baru muncul sekiitar abad ke-3 Hijriah. Hal ini sama sekali bukan berarti aspek akidah atau steologi tidak mendapat prhatian dalam ajaran Islam atau ilmu-ilmu keislaman, bahkan sebalikinya dalam agama Islam aspek akidah merupakan inti ajarannya.
Pada waktu itu umat Islam masih bersatu dalam segala persoalan pokok akidah bersatu dalam memahaminya. Umat Islam wakatu itu tidak pernah berkeinginan untuk mengungkit persoalan akidah yang telah tertanam dan berakar kuat di hati ukmat Islam.
Umat islam terus mengisi ruangan sejarah yang terus berjalanhingga sejarah itu sendiri memproduk beberapa persoalan yang muncul kemudian yang harus dihadapi umat Islam, termasuk dengan munculnya persoalan-persoalan dalam masalah dalam masalah teologi yaitu masalah status dan nasib pelaku dosa besar, perbuatan manusia dalam kaitannya dengan perbuatan Tuhan, sifatsifat Tuhan, pemikiran Teologi pada masa modern.
Masalah status dan nasib pelaku dosa besar karena umat Islam telah terusik nafsunya unruk mengambil pemahaman secara sepihak menurut versi kelompoknya dalam masalah agama termasuk persoalan akidah atau teologi yang dalam agama Islam merupakan ajaran yang pokok. Persoalan teologi muncul dikarenakan isu politik tentang pembunuhan Utsman bin Affan kemudian menimbulkan pembicaraan dosa besar dan semakin meningkat ketika terjadi perebutan kekuasaan dan smenimbulkan 3 aliran teologi yaitu Khawarij, Murji’ah dan Mu’tazilah.
Perbuatan manusia dalam kaitannya dengan perbuatan Tuhan dalam perbuatan yang dilakukan oleh manusia terdapat campur tangan Tuhan beserta selluruh isinya memunculkan aliran-aliran teologi yaiu paham Jabariyah, aliran Qodariyah dan aliran Asy’ariyah.
Sifat-sifat Tuhan para mutakallimin secar garis bsar dapat membagi 2 golongan pendapat yang berlawanan yaitu aliran Mu’tazilah, aliran Asy’ariyah dan aliran Maturidiyah.
Pemikiran teologi pada masa moderndalam dunia Islam, modernisme berarti paham yang mempunyai keinginan untuk mengadakan perubahan atau pembaharuan, pemikiran keagamaan dan merumuskan ajaran-ajaran Islam sesuai dengan tuntutan zaman . para teolog modern merasa ditantang untuk merumuskan pemikiran keagamaan dan atas sikap teologis Ibnu Taimiyah berpengaruh pada pemikiran tokoh teologi sesudahnya seperti Muhammad bin Abdul Wahab, Muhammad Abduh, Syekh Waliyullah, Muhammad Iqbal.

Aliran-aliran dalam ilmu kalam atau ilmu tauhid
1) Khawarij
Khawrij adalah salah satu nama aliran di dalam ilmu kalam. Ada beberapa alas an mengapa dinamakan khawarij, yaitu: golongan ini keluar dari barisan Ali bin Abi Thalib. Mereka sebenarnya pengikut Ali bin Abi Thalib, karena tidak setuju dengan sifat Ali atas arbitrasi (tahkim) sebagai jalan dalam penyelesaian persengketaan tentang khalifah dengan Mu’awiyah ibn Shofyan, kkhawarij berasal dari kata kharaja yang diartikan keluar, mengandung maksud bahwa mereka (sebagian pengikut Ali) keluar dari b arisan Ali, adanya nama khawarij didasrkan pada surat al-Nisa’ ayat 100
Munculnya golongan khawarij yang memisahkan diri dari kekhalifahan Ali yang sah mencerminkan pergeseran persoalan dari politik (khalifah) menjadi masalah agama. Alas an ini dipandang dari sudut khawarij keluar dari Ali sebab menganggap Ali telah berdosa dan menyeleweng dari ketentuan agama Islam. Berbagai pendapat khawarij menimbulkan permasalahan dalam ilmu kalam.khawarij yang keluar dari Ali dipimpin oleh Abdullah ibn wahab al-Rasyidi. Setelah beliau meninggal dunia khawarij pecah menjadi bermacam-macam aliran, antara lain Muhakkimah, Azariqah, Najdat, Ajujaridah, Suffriah dan Ibadiyah.

2) Murji’ah
Kaum murji’ah muncul akibat adanya perten6tangan politik dalam islam. Dalam suasana demikian, kaum Murji’ah mkncul dengan gaya dan corak tersendiri. Mereka bersifat netral, tidak berkomentar dalam praktek kafir atau tidak bagi golongan yang bertentangan. Mereka tidak berpendapat, siapa yang salah dan benar, tetapi memandang lebih baik menunda (arja’a). maksudnya, persoalan tersebut dapat diuselesaikan pada hari perhitungan, sehingga sikapnya menyerahkan penentuan hukum kafir atau tidak kafirnya seseorang kepada Allh swt.
Dalam bidang teologi mengenai dosa besar, kaum Murji’ah berpendapat bahwa orang Islam yang melakukan dosa besar masih mukmin, sebab orang islam yang berbuat dosa besar tetap mengakui bahwa tiada Tuhan melainkan Allah dan Nabi Muhammad saw adalah Rasul-Nya. Murji’ah berpendapat apakah mukmin atau kafir karena kepercayaan / iman bukan perbuatan.
Kaum murji’ah menekankan pemikirannya pada siapa yang masih mukmin dan tidak keluar dari Islam. Juga membahas Jabariah dan Qadariyah dan pada umumnya Murji’ah dibagi dalam 2 golongan yaitu golongan ekstrim dan golongan moderat.
Golongan ekstrim dipimpin al-Jahamiyah (pengikut Jahm ibn Shofwan) pahamnya berpendapat bahwa orang Islam yang percaya pada Tuhan dan kemudian menyatakan kekufuran secara lisan tidaklah kafir. Sedang golongan Murji’ah moderat berpendapat bahwa orang yang berdosa besar bukanlah kafir dan tidak kekal di neraka. Ia mendapat hukuman dalam neraka sesuai dengan besarnya dosa yang dilakukannya. Kemungkinan Tuhan akan memberikan ampunan terhadap dosanya.

3) Mu’tazilah
Kata Mu’tazilah berasal dari kata I’tizal yang artinya memisahkan diri. Sdangkan mu’tazilah adalah orang-orang yang memisa\hkan diri. Adapun sebab-sebab mereka dinamai Mku’tazilah :
 Ketika Wasil bin Atha’ menolak pendapat hasan al-Bashry dan ia mengasingkan diri atau memisahkan diri dari gurunya Syekh Hasan al-Bashry.
 Ada orang tang mengatakan bahwa penyebab mereka menamakan Mu’tazilah karena mereka mengasingkan diri dari masyarakat
 Ada juga yang menyatakan bahwa ini adalah klaum yang suka memakai pakaian jelek-jelek dan kasar-kasar yang hidupnya minta-minta dan bertempat tinggal jauh dari keramaian orang.

Adapun para tokoh Mu’tazilah dan pemikiran-pemikirannya:
a. Wasil bin Atha’
Pemikirannya bahwa seorang muslim yang berbuat dosa besar dihukumi tidak mukmikn dan tidak pula kafir, tapi fasik. Keberadaan orang itu diantara mukmin dan kafir
b. Abu Huzail al-Allaf
Beliau merupakan generasi kedua Mu’tazilah yang kemudian mengintroduksi dan menyusun dasar-dasar paham Muj’tazilah yang disebut Ushulul khomsah
c. Al-Jubbai
Ia mempunyai pola piker yang tidak jauh berbeda dengan tokoh lainnya, yakni mereka mengutamkan akal dalam memahami dan memecahkan persoalan teologi
d. Al- Zamakhsyari
Paham yan g berorientasi pada paham Mu’tazilah (al-Kasyaf).
Aliran Mu’tazilah mempunyai lima pokok ajaran yang disebut dengan ushulul Khomsah yaitu tauhid (keesaaan), al-Adl (keadilan), al-wa’du wa al-wa’iid (janji dan ancaman), al-mazilah bain al-manzilataini (tempat diantara dua tempat), amar ma’ruf nahi munkar (menyuruh kebaikan dan melarang kejelekan)
4) Asy’ariyah
Pertentangan paham antara golongan Mu’tazilah atau ahli hadits yang tidak dapat melepaskan nash-nash al-Qur’an dan al-Sunnah lebih dahulu dalam menetapkan sesuatu, terutama mengenai iman kepada hari kemudian. Asy’ariyah menetapkan konsep keyakinan sebagai berikut tidak ada sesuatupun terjadi pada manusia dengan kekuatan sendiri, melainkan dengan kehendak Allah.
Asy’ariyah adalah salah satu aliran teologi yang namanya dinisbatkan kepada nama pendirinya, yaitu Hasan Ali bin ismail al-Asy’ari. Asy’ari menyebarluaskan pahamnya yang dikenal Ahlussunnah wal jamaa’ah. Pokok-pokolk ajaran Asy’ariyah adalah sifat tuhan perbuatan manusia, pelaku dosa besar, keadilan Tuhan,
5) Maturidiyah
Aliran Maturidiyah lahir di Samarkhand pertengahan kedua dari abad IX M pendirinya adalah Abu M ansur Muhammad ibn Muhammad ibn Mahmudal-Maturidi. Sistem pemikiran aliran Maturidiyah yang termasuk golongan teologi Ahlussunnah. Karangan al-maturidiyah masih berbentuk mathtutat. Diantaranya kitab al-Tauhid dan kitab ta’wil al-Qur’an yang belum dicetak, sehingga buku Maturidiyah sebagai acuan / literature tidak banyak membahas persoalan teologis seperti halnya ajaran Asy’ariyah maupun Mu’tazilah. Al-Maturidi dalam teologinya banyak menggunakan rasio.
Pokok-pokok ajaran Maturidiyah
 Kewajiban mengetahui Tuhan, akal semata-mata sanggup mengetahui Tuhan, namun tidak sanggup dengan sendirinya hukum-hukum taklifi (perintah-perintah Allah)
 Kebaikkan dan keburukan dapat diketahui dengan akal
 Hikmah dan tujuan perbuatan KTuhan

Ada dua golongan dalam aliran Maturidiyah, yaitu:
 Golongan samarkand
 Golongan Bukhara

Tidak ada komentar:

Posting Komentar