Total Tayangan Halaman

Selasa, 18 Oktober 2011

Aqiqah

Definisi Dan Hukum 'aqiqah
'Aqiqah, merupakan akar kata dari ‘aqqa- ya’uqqu, yang berarti nama rambut seorang bayi yang baru dilahirkan. Sedangkan menurut istilah fuqoha’, 'aqiqah merupakan sebuah ungkapan untuk binatang yang disembelih atas kelahiran seorang anak yang dilaksanakan pada hari ketujuh setelah kelahiran. Melaksanakan 'aqiqah hukumnya sunat muakkad bagi mereka yang berkewajiban menafkahi anak tersebut, seperti ayah, kakek, atau yang lain. Dalam sabdanya Rasululloh SAW menegaskan ;

الْغُلَامُ مُرْتَهَنٌ بِعَقِيقَتِهِ تُذْبَحُ عَنْهُ يَوْمَ السَّابِعِ وَيُحْلَقُ رَأْسُهُ وَيُسَمَّى { رَوَاهُ التِّرْمِذِيُّ }
Artinya : “Seorang anak tergadaikan dengan 'aqiqahnya . Di hari ketujuh 'aqiqah disembelih, rambut anak dicukur, kemudian diberi nama”.( HR. Tirmidzi )

Waktu Pelaksanaan 'aqiqah
Waktu pelaksanaan 'aqiqah dimulai ketika sang bayi terlahir ke dunia sampai masuk waktu ia baligh. Apabila disaat lahir sampai masa 60 hari seorang ayah tidak berkecukupan untuk melaksanakan 'aqiqah, maka anjuran ber'aqiqah telah gugur. Apabila ia berkecukupan, maka yang afdlol baginya adalah ;
• Ber'aqiqah di hari ke-07 setelah kelahiran sang bayi. Apabila sang bayi meninggal dunia, tetap dianjurkan untuk ber'aqiqah apabila sebelumnya ada kesempatan dan kemampuan untuk melaksanakannya, meskipun meninggal sebelum hari ke-07.
• Apabila tidak melaksanakannya di hari ke-07, dianjurkan pada hari ke-14 , ke-21, dan seterusnya sampai ia baligh.

Setelah sang anak baligh dan orang tuanya belum melaksanakan 'aqiqah, dianjurkan baginya ber'aqiqah untuk dirinya sendiri.

Prosesi 'aqiqah
1. Yang terbaik, ber-'aqiqah dengan dua kambing untuk bayi berjenis kelamin laki-laki, dan satu kambing untuk bayi berkelamin perempuan
2. Proses penyembelihan dilaksanakan bertepatan dengan terbitnya matahari, seraya berdo’a ;
بِسْمِ اللَّهِ وَاَللَّهُ أَكْبَرُ اللَّهُمَّ مِنْك وَإِلَيْك اللَّهُمَّ هَذِهِ عَقِيقَةُ فُلَانٍ
Artinya : “ Dengan nama Alloh( aku ber'aqiqah ), Alloh maha besar. Ya Alloh, ( 'aqiqah ini merupakan nikmat ) dariMu, dan ( aku mendekatkan diri dengan 'aqiqah ini ) kepadaMu. Ya Alloh ! ini adalah 'aqiqah si fulan”

3. Dimasak dengan cita rasa manis dan disedekahkan kepada fakir miskin dengan cara mengirimkan kepada mereka. Sedapat mungkin tulang belulangnya tidak terpecah, malainkan dipotong sesuai dengan persendian .
4. Setelah binatang disembelih, rambut sang bayi dicukur gundul dan rambutnya ditimbang kemudian bersedekah emas sesuai kadar timbangan tersebut .Namun menurut sebagian ulama makruh mencukur gundul bayi perempuan
5. Memberikan nama yang baik , sebagaimana anjuran Rasulullah ;
إنَّكُمْ تُدْعَوْنَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ بِأَسْمَائِكُمْ وَأَسْمَاءِ آبَائِكُمْ فَحَسِّنُوا أَسْمَاءَكُمْ
Artinya : “ sesungguhnya di hari kiamat, kalian akan dipanggil dengan namamu dan nama orang tuamu, oleh karenanya, baguskanlah namamu ”

6. Meminyaki rambut sang bayi dengan minyak wangi

Perbedaan 'Aqiqah Dengan Qorban
Pada dasarnya 'aqiqah memiliki beberapa persamaan dengan qorban seperti jenis, umur, kesehatan binatang yang disembelih, kadar yang boleh dimakan, berhukum wajib apabila dinadzari, dan lain sebagainya. Namun juga ada perbedaannnya antara lain :
1. Tidak harus diserahkan kepada faqir miskin dalam kondisi mentah, bahkan sunat diberikan dalam kondisi sudah dimasak
2. Menjadi milik orang yang menerima 'aqiqah, meskipun ia berstatus kaya, sehingga boleh menjualnya atau mensedakahkan kembali.
3. Tidak mengenal batas waktu, berbeda dengan qorban


Catatan :
1. Ketika sang istri dalam kondisi kritis hendak melahirkan, sunat dibacakan ;
1] Ayat kursi.
2] Ayat 54 surat al-A’raf, yakni ;
إِنَّ رَبَّكُمُ اللَّهُ الَّذِي خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ فِي سِتَّةِ أَيَّامٍ ثُمَّ اسْتَوَى عَلَى الْعَرْشِ يُغْشِي اللَّيْلَ النَّهَارَ يَطْلُبُهُ حَثِيثًا وَالشَّمْسَ وَالْقَمَرَ وَالنُّجُومَ مُسَخَّرَاتٍ بِأَمْرِهِ أَلَا لَهُ الْخَلْقُ وَالْأَمْرُ تَبَارَكَ اللَّهُ رَبُّ الْعَالَمِينَ [الأعراف/54]
3] Surat mu’awwidzatain.
4] Memperbanyak do’a berikut :
"لَا إلَهَ إلَّا اللَّهُ الْعَظِيمُ الْحَلِيمُ لَا إلَهَ إلَّا اللَّهُ رَبُّ الْعَرْشِ الْعَظِيمِ ، لَا إلَهَ إلَّا اللَّهُ رَبُّ السَّمَوَاتِ ، وَرَبُّ الْأَرْضِ ، وَرَبُّ الْعَرْشِ الْكَرِيمِ فَنَادَى فِي الظُّلُمَاتِ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ سُبْحَانَكَ إِنِّي كُنْتُ مِنَ الظَّالِمِينَ"
2. Apabila sang istri sulit melahirkan, maka tulislah do’a berikut ini ;
اُخْرُجْ أَيُّهَا الْوَلَدُ مِنْ بَطْنٍ ضَيِّقَةٍ إلَى سِعَةِ هَذِهِ الدُّنْيَا ، اُخْرُجْ بِقُدْرَةِ اللَّهِ تَعَالَى الَّذِي جَعَلَك فِي قَرَارٍ مَكِينٍ إلَى قَدَرٍ مَعْلُومٍ { لَوْ أَنْزَلْنَا هَذَا الْقُرْآَنَ عَلَى جَبَلٍ لَرَأَيْتَهُ خَاشِعًا مُتَصَدِّعًا مِنْ خَشْيَةِ اللَّهِ وَتِلْكَ الْأَمْثَالُ نَضْرِبُهَا لِلنَّاسِ لَعَلَّهُمْ يَتَفَكَّرُونَ . هُوَ اللَّهُ الَّذِي لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ عَالِمُ الْغَيْبِ وَالشَّهَادَةِ هُوَ الرَّحْمَنُ الرَّحِيمُ . هُوَ اللَّهُ الَّذِي لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ الْمَلِكُ الْقُدُّوسُ السَّلَامُ الْمُؤْمِنُ الْمُهَيْمِنُ الْعَزِيزُ الْجَبَّارُ الْمُتَكَبِّرُ سُبْحَانَ اللَّهِ عَمَّا يُشْرِكُونَ . هُوَ اللَّهُ الْخَالِقُ الْبَارِئُ الْمُصَوِّرُ لَهُ الْأَسْمَاءُ الْحُسْنَى يُسَبِّحُ لَهُ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَهُوَ الْعَزِيزُ الْحَكِيمُ } . { وَنُنَزِّلُ مِنْ الْقُرْآنِ مَا هُوَ شِفَاءٌ وَرَحْمَةٌ لِلْمُؤْمِنِينَ }
- Tulis di atas mangkuk yang baru
- Lebur dengan air
- Minumkan pada wanita hamil tersebut dan percikkan pada wajahnya. []

Tidak ada komentar:

Posting Komentar